Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2017

Embun Penyejuk Yang Selalu Datang Tepat Waktu. KAMU

      Pagi ini aku menyaksikan embun, dan semua ini mengingatkanku pada... Sekian hari sekian bergulir, sekian hari pada setiap harinya kamu selalu datang tepat waktu, datang sebagai penyejuk. Embun itu kalo datang selalu dipagi hari, tapi kamu beda, kamu tak perduli pagi siang atau malam, kamu selalu datang menemani menyaksikan indahnya dunia. Dan selama bersama mu sampai sejauh ini aku tidak hanya ingin menjadi aku, tetapi aku juga ingin menjadi benda yang selalu kamu sentuh, menjadi benda yang kamu anggap fungsionaris       Teruntukmu keindahan yang sesungguhnya, aku tidaklah peduli jika betapa banyak yang akan membuat kita jatuh, bila harus jatuh biarkan jatuh asal itu bersamamu. 

Teruntuk Senja Nya Kita Yang Terlalu Manis

        Bayangan asing yang selama ini tidak bisa kutinggalkan. Tulus adalah alasan mengapa bayangan itu tetap kujaga. hanya air mata dan sajadah yang terus menemani. Dalam sholat 20 menit setelah matahari terbit lah aku selalu pandai meminta kepada Sang Khalik untuk tetap ikhlas menjalankan semua yang telah ia berikan dalam hidup ini.         Hati sedikit tergores dengan hembusan nafas nya yang selalu menyebutkan nama seorang yang datang tidak untuk pergi. Lalu siapa yang memperdulikan perasaan resah ini? Harus kau tau dulu kita pernah berjanji untuk saling menjaga walau Allah memisahkan, dulu kita pernah membicarakan senja bersama-sama, dulu kita saling tersenyum jika saling tertatap. Namun sekarang untuk menoleh saja kita sudah enggan apalagi harus melontarkan senyuman tulus, ya paling kita hanya bisa tersenyum palsu. Tapi siapakah yang perduli dengan segala ini?         Acap kali aku berbicara kepada cermin, agar diri sendiri tersadar bahwa sekarang bukan waktunya, bahwa sekarang