Langsung ke konten utama

Postingan

Kisah Yang "Dilupakan"

Sesekali ku tatap cermin yang masih ditebalkan oleh debu, buram.. Mencoba menggoreskan jari-jemari mendarat dipermukaan, terlihat senyum hangat dari bibir tipis yang ikhlas, terlihat banyak sekali kisah yang ingin ia ceritakan. Tapi sayang, waktunya tersita habis oleh apa yang ingin ia capai.  Kasihan.. Ia terus berjalan, hingga menginginkan lupa untuk menceritakan kisahnya.  Banyak sekali, yaa terlalu banyak jika harus ia paparkan satu persatu sehingga akhirnya ia lebih memilih untuk bungkam dan melanjutkan perjalanannya.  Ia tak pernah tersesat, seringkali ditengah perjalanan ia bertemu dengan banyak pilihan, ia tak pernah memilih dengan logika ataupun pemikirannya, ia hanya memilih dengan hati, ia terlalu percaya dengan hatinya, sehingga tak memberikan kesempatan kepada yang lain untuk memutuskan. Untung saja hatinya berbaik hati, mau berbagi dalam berhati-hati.
Postingan terbaru

Mentari Sesungguhnnya

Ada do'a disetiap langkahnya Ada harapan disetiap perjalanannya Hembusan nafas yang tak lagi se-lega hari kemarin Tetesan mata yang selalu keluar tidak pada waktunya. Berhari-hari seorang diri hanya ditemani oleh sejuknya alam yang belum sempat terhembuskan oleh manusia yang tak bertanggung jawab, lalu dilanjutkan oleh dinginnya malam yang tlah jarang dirasakan oleh orang-orang. Ada do'a disetiap langkahnya Pada setiap paginya suara lembut tidak pernah absen membisikkan hati, Bahkan raga pun ikut terbisik. Ia memberi antusisme yang tak pernah ku dapatkan dari siapapun sebelumnya, Ia teramat meng-khawatirkan jika mengawali hari aku belum merasakan jingga beraroma keramaian, Aku selalu tersenyum tipis jika mendengar itu darinya. Ia adalah harapanku Harapan terhadap dunia yang akan kupersembahkan untuknya.

Duduk Berdampingan Oleh Coffee

Setelah ini kita tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya Kita tidak bisa melihat masa yang akan kita hampiri Jika manusia disuruh memilih pasti ia akan memilih meneguk kopi sambil bercengkrama dengan masing-masing jas yang mereka kenakan. Hari ini aku hanya diberikan kesempatan untuk duduk dikursi dorong satu satunya di ruangan ini. Ya tidak sekedar hanya, tapi aku sangat menikmati. Aku menikmati prosesnya. Lalu.. Aku mencintai kopi selayaknya aku mencintai kehidupan. Roda-roda kehidupan diumur 20an sangat mengesankan, sebab itulah aku mencintai kopi, karna hanya rasa kopi yang tak pernah ingkar janji. Aku pernah berfikir untuk menyajikan kopi atau hati, Tapi kurasa kopi jauh lebih menarik. Akhirnya tidak hanya disetiap senja aku selalu menuangkan kopi, dan kusampaikan; "Jika kopi mu terasa pahit tambahkan saja pembincangan kita". lalu ia tersenyum.

Kekasih Dunia

Aku terbujur cemburu kepada dunia Ia sangat mesra bercumbu dengan kekasih selain aku Jauh lebih mesra.. Kurasa anatomi pun larut merasakan Kurasa hati enggan berkapasitas lapang dalam menyambut rasa Tampaknya aku benci oleh permainan dunia Dialam bawah sadar ia termakna adil Tetapi sedang berpapasan aku tak merasakan sedikitpun keadilan Bolehkah aku berharap kau mencintai ku dengan tulus? Atau jangan-jangan selama ini kau telah mencintaiku tetapi kau sangat mem-spesialkanku? Ah tidak mungkin. Jika benar kau mencintaiku mana mungkin kau sanggup menelantarkanku Atau aku saja yang enggan memohon lalu berlutut kepadamu? Ah tapi kau tidak romantis.. Kau tidak mengerti apapun yang aku inginkan Kau hanya selalu memberi apapun yang aku butuhkan. Kau membeda-bedakanku, Kurasa kasihmu sekarang memudar, karna kau telah mmbiarkan aku menilai diriku sendiri dengan yang tak seharusnya aku bandingkan. Kau tidak mengkasihaniku, Kau tidak menyadarkan aku bahwa kau tidak baik jika

Indahnya Balutan Yang Kau Kenakan

Perihal engkau dan balutan dasar menutup sempurna ditubuhmu Tidak ada yang perlu kau khawatirkan Kau telah berada dizona teraman sekarang Perihal mulut mulut tipis mencibir yang tak bisa kau kendalikan Biarkan saja.. Tangan mu terlalu lembut untuk menutupi mulut mereka Dasar dikepalamu terlalu sempurna untuk menghadang cibiran dari bibir tipis itu masuk meredam ditelingamu Tapi hatimu mempunyai bangunan yang teramat kokoh untuk menghadang cibiran itu sesak didadamu Dalam sore lantunan menikmati senja Kau hanya bersama lembaran-lembaran puitis itu Berniat membaca menggunakan hati Dengan gerakan jemari sederhana yang membimbing mata didalam paragraf demi paragraf Tak sedikitpun terlintas dibenakmu perihal dunia Karna kau sedang sangat fokus dalam mengartikan kata demi kata, demi hatimu Kau membutuhkan ketenangan Dengan sendiri adalah caramu Dengan sendiri kau akan mendapatkan seluruh dirimu Dengan kau memejamkan mata pada saat kau sendiri Kau akan tersadar bag

Dari Aku Perekam JejakMu

Untung saja bulan dan bintang dapat menempatkan dirinya pada malam-malam panjang nan indah Seindah kita duduk berdua menatap angan masa yang kita inginkan Berjalan berdua dalam khayal adalah hal menarik yang selalu dapat kita lakukan Tidak perlu se-neko-neko si romeo  Cara sederhanamu menakjubkanku  Bersandar dibahumu menjadi hal yang sangat menarik saat kita duduk berdua diatas pelabuhan yang akan membawa kita pergi jauh sejauh angan ku bersamamu Aku takut jika ini hanya menjadi angan Tapi denganmu pembuktian kian kau tunjukkan Bukan masalah sebulan dua bulan kita baru beranjak Tapi tentang kita dapat melihat nilai yang teramat sangat kita perjuangkan Berkali ku terpuruk berkali-kali pula kau membangkitkan Ntah kau selalu ada atau terlanjur ada Intinya aku terbahagia, sebahagia kau mendapatkan kabar gembira dariku Garis senyummu tidak dapat diragukan Bahwa kau tulus menopang kasih  Bila saja hujan rintik beraroma manis  Pasti tidak akan diartikan

Usia Yang Terlanjur Engkau Tuakan

Jika bisikan kehidupan tak lagi dapat bersahabat Diambang batas keranahan nestapa Berbisik keluh dipelupuk mata Tetasan putih bersih membahasahi pipi merona Tiang tiang rembulan tak lagi kokoh Hanyutan gemersik tak lagi jinak Ucap tak lagi ada artinya Ntah apa maksudnya.. Berniat menjatuhkan apa malah meninggikan Jaring jaring pembatas yang seharusnya rapat tertuas resik Tapi kini berminggu minggu hanya dibanjiri hujan pasir Ibarat blokade bertubi tubi Tidak terselesaikan satu kian tumbuh satu Rasanya teriakan dada tiada arti Hanya saja aku terlalu gemetar menghadapi launchingnya problematika Lucu saja aku yang selalu ingin dekat dengannya, sebentar saja mundur selangkah Tapi malah ditenggelamkan lewat basa basi yang begitu rumit Ntahlah.. Mungkin saja kau hanya menguji Seberapa pantas aku berada dalam posisi yang kuinginkan Namun nampaknya kau akan menyetujui sebab aku tak kehilangan bingkisan oleh oleh dari mu Terima kasih tetap tersampaikan Karna kau tak sepe