Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2018

Setiang Di Tengah Raya

Lihat saja jalanan itu Apa yang kau rasakan? Ramai? Ya untungnya tidak sepi Jika benar sepi aku yakin sebentar saja bertahanku ditengah jejalanan itu Kau fikir saja Aku dibiarkan sendiri dalam keramaian Tidak ada yang bisa aku lihat Sepasang mata sekalipun Aku dibiarkan sendiri Setiang ditengah raya Majuku sendiriku Mundurkupun sendiriku Apa salahnya kau kirimkan satu saja yang dapat menemaniku Bukan aku menolak Tapi lebih tepatnya kau tidak menaruh keberanian di insanku Rasanya loncatan demi loncatan telah kulakukan Hasilnya sama saja Tak ada yang menarik Aku dibiarkan sendirian Apa mungkin engkau mempunyai raya pintas? Entahlah.. Mungkin saja kau teramat menyayangi hingga kau lupa cara membahagiakan diawal Andai saja aku diposisi orang-orang yang bertiang-tiang di raya itu Sepertinya lebih mebaik Ah sudahlah berandai andai tidak akan ada habisnya Walaupun Keinginan tak padam dari kata habis

Part Of Struggle

Busur terlanjur memanah Tepat disasaran Begitu antusias mengenai bantalan target Malang.. Aku dapat menerima panahan itu Tapi hati sedikit berontak, sebab hati tak mau terluka jauh lebih dalam Untukmu yang tak sanggup lagi menopang rindu Menyerahlah.. Karna kau sudah tidak dijadikan prioritas sekarang Bukan tentang membohongi diri sendiri Tapi tentang kelembutan rasa yang tak mau kau tergores lebih dalam Sakit bukan? Tampaknya kau berjuang sendiri Berhentilah.. Aku tak sanggup melihat raut wajahmu Aku tak sanggup melihat perjuanganmu Cukuplah.. Buat bahagiamu sendiri tampaknya jauh lebih mudah bukan? Ingatlah kau pernah menjadi sisi terbaik sebelum kau benar-benar kulepas Terbanglah untuk mencari keindahan dunia Dunia bukan sebatas ambisimu Melayanglah.. tampaknya itu lebih menyenangkan bukan? Dan selamat atas perjuangan yang telah kau lakukan, kau hebat Kau pasti akan dipertemukan dengan yang sepertimu Saling memanah dan saling mengenai bantalan target.

The best Wall

Dinding-dinding kosong ini dahulu tak pernah terpandang Lapuk memata jika ku sentuh Menarikpun tidak Dulu magnet rebahan tidak pernah kurasakan Dunia luar adalah kenyamananku Masakkan rumah hampir tidak pernah menarik perhatian Bahkan sentuhan lantai terasa hambar Beribu protesan tak pernah terhalalkan Ancamanpun terasa omong kosong Pedulipun tidak.. Entah doa apa yang telah terpanjatkan Dinding kosong tersebut sekarang teramat terkesan bagiku Magnet rebahanpun sangat berarti bagiku Hampir aku tidak mau meninggalkan suasana hambar yang telah terganti nano Hampir aku tidak memperdulikan dunia luar yang dulu menjadi sahabatku Tapi ternyata dunia itu tidak rela untuk melepas Tarikannya begitu kuat Hampir aku tidak kuat  Tetapi jati diri tetap bertahan kuat

Sentakkan Malam

Dingin ingin berdebat malam ini Baiklah.. Sepertinya aku mempunyai sedikit waktu untuk berdebat pada malam yang teramat menjengkelkan ini Aku ingin jujur pada malam yang dingin ini Hatiku selalu tersontak disaat aku menginginkan keadaan lebih dari sekedar ini Malampun memaksaku untuk menaikkan haluan lebih jauh lagi Tapi aku tidak mengerti mengapa aku selalu membantah si malam Jujur.. Aku memang masih tetap ingin terjaga, aku masih tetap ingin terpandang Mengapa? Bukankah itu sudah tidak menjadi prioritasku sekarang? Entahlah.. Yang ku rasakan hanya dingin yang tidak terseduhkan oleh teh kantong bundar Sebab dingin menghanyutkanku pada hati yang kurasa sedang compang camping Aku tidak mengerti.. Kurasa deras darahku mengalir normal, detak janntungku berdetak senada, dan lirik matakupun masih berada diobyek yang sama Tapi mengapa aku jauh lebih gelisah? Malam.. Apakah kau ingin aku lebih dari ini? Kalau benar iya, biarkan aku menjadi diriku sendiri mulai malam ini Kau

Gagasan Diri Yang Sebenarnya (Suatu hari kamu akan menemukan siapa dirimu yang sebenarnya)

Bisa jadi aku sedang tidak menjadi aku sekarang Semua orang tak dapat mengenaliku Bahkan aku saja tidak pernah merasakan pondasi yang seperti ini Tidak sedikit orang yang mengiginkan aku merobohkan sedikit pondasi Dan kembali ke bangunan yang lama Aku tidak mengerti apa yang terjadi sekarang Yang aku mengerti bagaimana caranya aku tidak ikut campur dalam urusan fatamorgana yang rumit ini Lari-lari kecil ku lakukan Sedikit demi sedikit ku meninggalkan Walaupun sesekali ku mendengar bisikan "kau mau pergi kemana? Sudahlah, kau tak akan bisa kemana-mana, disini tempatmu disini duniamu" Entahlah yang ku rasakan hanya dinding kosong kira nya Cemoohan terus saja terdengar Revolusi terus saja terasa Tapi tetap saja aku tidak bisa men-talak bahwa dunia teramat kejam Adakah peta yang dapat menunjukkan untuk menembus ruang jenuh ini? Bantu aku Aku telah lama mencari gagasan diri sebenarnya Bolak balik memutar buku Kesana kemari kupertahankan Tak jua ku menemukan