Langsung ke konten utama

Part Of Struggle

Busur terlanjur memanah
Tepat disasaran
Begitu antusias mengenai bantalan target

Malang..
Aku dapat menerima panahan itu
Tapi hati sedikit berontak, sebab hati tak mau terluka jauh lebih dalam

Untukmu yang tak sanggup lagi menopang rindu
Menyerahlah.. Karna kau sudah tidak dijadikan prioritas sekarang
Bukan tentang membohongi diri sendiri
Tapi tentang kelembutan rasa yang tak mau kau tergores lebih dalam

Sakit bukan?
Tampaknya kau berjuang sendiri
Berhentilah..
Aku tak sanggup melihat raut wajahmu
Aku tak sanggup melihat perjuanganmu
Cukuplah..
Buat bahagiamu sendiri tampaknya jauh lebih mudah bukan?

Ingatlah kau pernah menjadi sisi terbaik sebelum kau benar-benar kulepas
Terbanglah untuk mencari keindahan dunia
Dunia bukan sebatas ambisimu
Melayanglah.. tampaknya itu lebih menyenangkan bukan?

Dan selamat atas perjuangan yang telah kau lakukan, kau hebat
Kau pasti akan dipertemukan dengan yang sepertimu
Saling memanah dan saling mengenai bantalan target.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mentari Sesungguhnnya

Ada do'a disetiap langkahnya Ada harapan disetiap perjalanannya Hembusan nafas yang tak lagi se-lega hari kemarin Tetesan mata yang selalu keluar tidak pada waktunya. Berhari-hari seorang diri hanya ditemani oleh sejuknya alam yang belum sempat terhembuskan oleh manusia yang tak bertanggung jawab, lalu dilanjutkan oleh dinginnya malam yang tlah jarang dirasakan oleh orang-orang. Ada do'a disetiap langkahnya Pada setiap paginya suara lembut tidak pernah absen membisikkan hati, Bahkan raga pun ikut terbisik. Ia memberi antusisme yang tak pernah ku dapatkan dari siapapun sebelumnya, Ia teramat meng-khawatirkan jika mengawali hari aku belum merasakan jingga beraroma keramaian, Aku selalu tersenyum tipis jika mendengar itu darinya. Ia adalah harapanku Harapan terhadap dunia yang akan kupersembahkan untuknya.

Indahnya Balutan Yang Kau Kenakan

Perihal engkau dan balutan dasar menutup sempurna ditubuhmu Tidak ada yang perlu kau khawatirkan Kau telah berada dizona teraman sekarang Perihal mulut mulut tipis mencibir yang tak bisa kau kendalikan Biarkan saja.. Tangan mu terlalu lembut untuk menutupi mulut mereka Dasar dikepalamu terlalu sempurna untuk menghadang cibiran dari bibir tipis itu masuk meredam ditelingamu Tapi hatimu mempunyai bangunan yang teramat kokoh untuk menghadang cibiran itu sesak didadamu Dalam sore lantunan menikmati senja Kau hanya bersama lembaran-lembaran puitis itu Berniat membaca menggunakan hati Dengan gerakan jemari sederhana yang membimbing mata didalam paragraf demi paragraf Tak sedikitpun terlintas dibenakmu perihal dunia Karna kau sedang sangat fokus dalam mengartikan kata demi kata, demi hatimu Kau membutuhkan ketenangan Dengan sendiri adalah caramu Dengan sendiri kau akan mendapatkan seluruh dirimu Dengan kau memejamkan mata pada saat kau sendiri Kau akan tersadar bag