Langsung ke konten utama

Sentakkan Malam

Dingin ingin berdebat malam ini
Baiklah..
Sepertinya aku mempunyai sedikit waktu untuk berdebat pada malam yang teramat menjengkelkan ini
Aku ingin jujur pada malam yang dingin ini
Hatiku selalu tersontak disaat aku menginginkan keadaan lebih dari sekedar ini
Malampun memaksaku untuk menaikkan haluan lebih jauh lagi
Tapi aku tidak mengerti mengapa aku selalu membantah si malam
Jujur..
Aku memang masih tetap ingin terjaga, aku masih tetap ingin terpandang
Mengapa?
Bukankah itu sudah tidak menjadi prioritasku sekarang?
Entahlah..
Yang ku rasakan hanya dingin yang tidak terseduhkan oleh teh kantong bundar
Sebab dingin menghanyutkanku pada hati yang kurasa sedang compang camping
Aku tidak mengerti..
Kurasa deras darahku mengalir normal, detak janntungku berdetak senada, dan lirik matakupun masih berada diobyek yang sama
Tapi mengapa aku jauh lebih gelisah?
Malam.. Apakah kau ingin aku lebih dari ini?
Kalau benar iya, biarkan aku menjadi diriku sendiri mulai malam ini
Kau kubutuhkan sebagai penyegar selain dipagi hari, jadilah sahabatku..
Kau punya bagian-bagian terindah untuk ku tatap
Kau mempunyai bulan yang seharusnya sanggup mendekapku
Kau mempunyai bintang yang seharusnya dapat menghiburku

Kemarilah..
Ku ingin merasakan hangatmu sebagai malam
Jarang-jarang bukan kau menaruh hangatmu diseorang kurcacimu?

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mentari Sesungguhnnya

Ada do'a disetiap langkahnya Ada harapan disetiap perjalanannya Hembusan nafas yang tak lagi se-lega hari kemarin Tetesan mata yang selalu keluar tidak pada waktunya. Berhari-hari seorang diri hanya ditemani oleh sejuknya alam yang belum sempat terhembuskan oleh manusia yang tak bertanggung jawab, lalu dilanjutkan oleh dinginnya malam yang tlah jarang dirasakan oleh orang-orang. Ada do'a disetiap langkahnya Pada setiap paginya suara lembut tidak pernah absen membisikkan hati, Bahkan raga pun ikut terbisik. Ia memberi antusisme yang tak pernah ku dapatkan dari siapapun sebelumnya, Ia teramat meng-khawatirkan jika mengawali hari aku belum merasakan jingga beraroma keramaian, Aku selalu tersenyum tipis jika mendengar itu darinya. Ia adalah harapanku Harapan terhadap dunia yang akan kupersembahkan untuknya.

Duduk Berdampingan Oleh Coffee

Setelah ini kita tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya Kita tidak bisa melihat masa yang akan kita hampiri Jika manusia disuruh memilih pasti ia akan memilih meneguk kopi sambil bercengkrama dengan masing-masing jas yang mereka kenakan. Hari ini aku hanya diberikan kesempatan untuk duduk dikursi dorong satu satunya di ruangan ini. Ya tidak sekedar hanya, tapi aku sangat menikmati. Aku menikmati prosesnya. Lalu.. Aku mencintai kopi selayaknya aku mencintai kehidupan. Roda-roda kehidupan diumur 20an sangat mengesankan, sebab itulah aku mencintai kopi, karna hanya rasa kopi yang tak pernah ingkar janji. Aku pernah berfikir untuk menyajikan kopi atau hati, Tapi kurasa kopi jauh lebih menarik. Akhirnya tidak hanya disetiap senja aku selalu menuangkan kopi, dan kusampaikan; "Jika kopi mu terasa pahit tambahkan saja pembincangan kita". lalu ia tersenyum.

Kisah Yang "Dilupakan"

Sesekali ku tatap cermin yang masih ditebalkan oleh debu, buram.. Mencoba menggoreskan jari-jemari mendarat dipermukaan, terlihat senyum hangat dari bibir tipis yang ikhlas, terlihat banyak sekali kisah yang ingin ia ceritakan. Tapi sayang, waktunya tersita habis oleh apa yang ingin ia capai.  Kasihan.. Ia terus berjalan, hingga menginginkan lupa untuk menceritakan kisahnya.  Banyak sekali, yaa terlalu banyak jika harus ia paparkan satu persatu sehingga akhirnya ia lebih memilih untuk bungkam dan melanjutkan perjalanannya.  Ia tak pernah tersesat, seringkali ditengah perjalanan ia bertemu dengan banyak pilihan, ia tak pernah memilih dengan logika ataupun pemikirannya, ia hanya memilih dengan hati, ia terlalu percaya dengan hatinya, sehingga tak memberikan kesempatan kepada yang lain untuk memutuskan. Untung saja hatinya berbaik hati, mau berbagi dalam berhati-hati.