Langsung ke konten utama

Setiang Di Tengah Raya

Lihat saja jalanan itu
Apa yang kau rasakan?
Ramai?
Ya untungnya tidak sepi
Jika benar sepi aku yakin sebentar saja bertahanku ditengah jejalanan itu

Kau fikir saja
Aku dibiarkan sendiri dalam keramaian
Tidak ada yang bisa aku lihat
Sepasang mata sekalipun

Aku dibiarkan sendiri
Setiang ditengah raya
Majuku sendiriku
Mundurkupun sendiriku
Apa salahnya kau kirimkan satu saja yang dapat menemaniku

Bukan aku menolak
Tapi lebih tepatnya kau tidak menaruh keberanian di insanku
Rasanya loncatan demi loncatan telah kulakukan
Hasilnya sama saja
Tak ada yang menarik

Aku dibiarkan sendirian
Apa mungkin engkau mempunyai raya pintas?
Entahlah.. Mungkin saja kau teramat menyayangi hingga kau lupa cara membahagiakan diawal
Andai saja aku diposisi orang-orang yang bertiang-tiang di raya itu
Sepertinya lebih mebaik
Ah sudahlah berandai andai tidak akan ada habisnya
Walaupun Keinginan tak padam dari kata habis

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mentari Sesungguhnnya

Ada do'a disetiap langkahnya Ada harapan disetiap perjalanannya Hembusan nafas yang tak lagi se-lega hari kemarin Tetesan mata yang selalu keluar tidak pada waktunya. Berhari-hari seorang diri hanya ditemani oleh sejuknya alam yang belum sempat terhembuskan oleh manusia yang tak bertanggung jawab, lalu dilanjutkan oleh dinginnya malam yang tlah jarang dirasakan oleh orang-orang. Ada do'a disetiap langkahnya Pada setiap paginya suara lembut tidak pernah absen membisikkan hati, Bahkan raga pun ikut terbisik. Ia memberi antusisme yang tak pernah ku dapatkan dari siapapun sebelumnya, Ia teramat meng-khawatirkan jika mengawali hari aku belum merasakan jingga beraroma keramaian, Aku selalu tersenyum tipis jika mendengar itu darinya. Ia adalah harapanku Harapan terhadap dunia yang akan kupersembahkan untuknya.

Indahnya Balutan Yang Kau Kenakan

Perihal engkau dan balutan dasar menutup sempurna ditubuhmu Tidak ada yang perlu kau khawatirkan Kau telah berada dizona teraman sekarang Perihal mulut mulut tipis mencibir yang tak bisa kau kendalikan Biarkan saja.. Tangan mu terlalu lembut untuk menutupi mulut mereka Dasar dikepalamu terlalu sempurna untuk menghadang cibiran dari bibir tipis itu masuk meredam ditelingamu Tapi hatimu mempunyai bangunan yang teramat kokoh untuk menghadang cibiran itu sesak didadamu Dalam sore lantunan menikmati senja Kau hanya bersama lembaran-lembaran puitis itu Berniat membaca menggunakan hati Dengan gerakan jemari sederhana yang membimbing mata didalam paragraf demi paragraf Tak sedikitpun terlintas dibenakmu perihal dunia Karna kau sedang sangat fokus dalam mengartikan kata demi kata, demi hatimu Kau membutuhkan ketenangan Dengan sendiri adalah caramu Dengan sendiri kau akan mendapatkan seluruh dirimu Dengan kau memejamkan mata pada saat kau sendiri Kau akan tersadar bag

Mengapa Mereka Gampang Ngeluarin Uang? (Beropini)

Bissmillahirahmanirrahim.. Sebelumnya gue mau bilang something, WOW UDAH LAMA BANGET GUE GA NULIS TERAKHIR KALI GUE POSTING ITU 2017 DAN INI UDAH PERTENGAHAN 2018!!! Ga tau alasan basic gue apa tiba-tiba pingin nulis lagi, yang pasti ada satu keadaan didepan mata gue yang rasanya gatel banget pingin gue opiniin. All right, akhir-akhir ini gue cuma kasian aja sama keadaan gue karna ngga lama ini mata hati gue seakan dibuka sama keluarga gue yang menjelaskan betapa prihatinnya keadaan keuangan untuk nguliahin gue. Basically sebenernya dari awal gue udah sadar gimana keadaan gue ntar pas sudah kuliah, bukannya gue ngga bersyukur tapi gue cuma lagi pingin ngeliat keadaan disekitar gue yang bikin gue ngeluh terus ngerasa berdosa and finally gue jadi bersyukur dehhh... Jadi maksudnya gini, disekitaran gue nemui anak yang gampang banget ngeluarin uang buat hal-hal yang ga penting, contohnya apaan? baju mungkin, makan-makanan mahal mungkin, ye sah sah aja sih, tapi menurut gue keadaan