Perihal engkau dan balutan dasar menutup sempurna ditubuhmu
Tidak ada yang perlu kau khawatirkan
Kau telah berada dizona teraman sekarang
Perihal mulut mulut tipis mencibir yang tak bisa kau kendalikan
Biarkan saja..
Tangan mu terlalu lembut untuk menutupi mulut mereka
Dasar dikepalamu terlalu sempurna untuk menghadang cibiran dari bibir tipis itu masuk meredam ditelingamu
Tapi hatimu mempunyai bangunan yang teramat kokoh untuk menghadang cibiran itu sesak didadamu
Dalam sore lantunan menikmati senja
Kau hanya bersama lembaran-lembaran puitis itu
Berniat membaca menggunakan hati
Dengan gerakan jemari sederhana yang membimbing mata didalam paragraf demi paragraf
Tak sedikitpun terlintas dibenakmu perihal dunia
Karna kau sedang sangat fokus dalam mengartikan kata demi kata, demi hatimu
Kau membutuhkan ketenangan
Dengan sendiri adalah caramu
Dengan sendiri kau akan mendapatkan seluruh dirimu
Dengan kau memejamkan mata pada saat kau sendiri
Kau akan tersadar bagaimana beruntungnya kau dapat mempertahankan balutan dasar panjangmu
Selamat, kau telah mengispirasi banyak orang
Namun sayangnya magnet magnet hampa terlalu menarik
Padahal setiap insan telah diberikan kelunakkan pada hatinya
Tapi ternyata terdapat sebuah titik hitam yang teramat sulit untuk dipudarkan
Jika senyum ialah ibadah termudah. Lantas mengapa mereka menutupnya
BalasHapus