Langsung ke konten utama

Pertanggung Jawaban Cinta

Jika cinta bukan sebuah antusiasme puitis maka tak akan ku beri cinta ku disini
Kau percaya cintamu telah ku nanti sejak lama
Telah ku kokohkan benteng hatiku agar tak dapat seorangpun masuk
Bodoh..
Telah ku raut apapun yang dapat menjadikan pandanganmu kembali padaku
Apa kau tidak lelah senantiasa berdrama dalam dongeng cintamu?
Pulanglah..
Apa kau masih betah berlama-lama disana?
Jika memang iya beri aku kesempatan untuk menembus ruang jenuh ini

Kau, apa yang dapat kau artikan dari cintaku?
Sebuah titik tolak? Atau bahkan malah menjadi sebuah titik pelampiasan?

Kau telah ku percaya sejak lama
Tapi mengapa kau dapat merobek kepercayaan itu dalam waktu sekejap saja?
Aku tidak menuntut apa-apa
Aku hanya ingin cinta bertanggung jawab atas cinta
Agar benteng yang telah ku kokohkan dapat ku robohkan kembali
Supaya aku bisa menemukan peta yang dapat membawaku kembali ke agronomian cinta.




Request by Iqbal Amanda Putra

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mentari Sesungguhnnya

Ada do'a disetiap langkahnya Ada harapan disetiap perjalanannya Hembusan nafas yang tak lagi se-lega hari kemarin Tetesan mata yang selalu keluar tidak pada waktunya. Berhari-hari seorang diri hanya ditemani oleh sejuknya alam yang belum sempat terhembuskan oleh manusia yang tak bertanggung jawab, lalu dilanjutkan oleh dinginnya malam yang tlah jarang dirasakan oleh orang-orang. Ada do'a disetiap langkahnya Pada setiap paginya suara lembut tidak pernah absen membisikkan hati, Bahkan raga pun ikut terbisik. Ia memberi antusisme yang tak pernah ku dapatkan dari siapapun sebelumnya, Ia teramat meng-khawatirkan jika mengawali hari aku belum merasakan jingga beraroma keramaian, Aku selalu tersenyum tipis jika mendengar itu darinya. Ia adalah harapanku Harapan terhadap dunia yang akan kupersembahkan untuknya.

Duduk Berdampingan Oleh Coffee

Setelah ini kita tidak tau apa yang akan terjadi selanjutnya Kita tidak bisa melihat masa yang akan kita hampiri Jika manusia disuruh memilih pasti ia akan memilih meneguk kopi sambil bercengkrama dengan masing-masing jas yang mereka kenakan. Hari ini aku hanya diberikan kesempatan untuk duduk dikursi dorong satu satunya di ruangan ini. Ya tidak sekedar hanya, tapi aku sangat menikmati. Aku menikmati prosesnya. Lalu.. Aku mencintai kopi selayaknya aku mencintai kehidupan. Roda-roda kehidupan diumur 20an sangat mengesankan, sebab itulah aku mencintai kopi, karna hanya rasa kopi yang tak pernah ingkar janji. Aku pernah berfikir untuk menyajikan kopi atau hati, Tapi kurasa kopi jauh lebih menarik. Akhirnya tidak hanya disetiap senja aku selalu menuangkan kopi, dan kusampaikan; "Jika kopi mu terasa pahit tambahkan saja pembincangan kita". lalu ia tersenyum.

Kisah Yang "Dilupakan"

Sesekali ku tatap cermin yang masih ditebalkan oleh debu, buram.. Mencoba menggoreskan jari-jemari mendarat dipermukaan, terlihat senyum hangat dari bibir tipis yang ikhlas, terlihat banyak sekali kisah yang ingin ia ceritakan. Tapi sayang, waktunya tersita habis oleh apa yang ingin ia capai.  Kasihan.. Ia terus berjalan, hingga menginginkan lupa untuk menceritakan kisahnya.  Banyak sekali, yaa terlalu banyak jika harus ia paparkan satu persatu sehingga akhirnya ia lebih memilih untuk bungkam dan melanjutkan perjalanannya.  Ia tak pernah tersesat, seringkali ditengah perjalanan ia bertemu dengan banyak pilihan, ia tak pernah memilih dengan logika ataupun pemikirannya, ia hanya memilih dengan hati, ia terlalu percaya dengan hatinya, sehingga tak memberikan kesempatan kepada yang lain untuk memutuskan. Untung saja hatinya berbaik hati, mau berbagi dalam berhati-hati.